EVALUASI dan PENILAIAN dalam KURIKULUM 2013

EVALUASI dan PENILAIAN dalam KURIKULUM 2013
A. LATAR BELAKANG
Profesi guru kini semakin banyak tuntutan seiring dengan kebutuhan akan pendidikan yang bermutu. Salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru adalah evaluasi pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran termasuk di dalamnya melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar. Kompetensi tersebut sejalan pula dengan instrumen penilaian kemampuan guru, yang salah satu indikatornyaa adalah melakukan evaluasi pembelajaran.
Dalam proses evaluasi pembelajaran eproses dan  hasil belajar, guru sering menggunakan instrumen tertentu, baik tes ataupun non tes. Instrumen ini mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting dalam rangka mengetahui keefektifan proses pembelajaran di sekolah. Mengingat begitu pentingnya instrumen dalam kegiatan evaluasi pembelajaran, maka suatu instrument harus memiliki syarat- syarat tertent sekaligus menunjukan karakteristik instrumen. Pada makalah ini akan dibahas mengenai model- model evaluasi, pendekatan evaluasi, dan Penilaian dalam Kurikulum 2013

B. Model- Model Evaluasi
Dalam study tentang evaluasi, banyak sekali dijumpai model- model evaluasi dengan format atau sistematika yang berbeda, sekalipun dalam beberapa model ada juga yang sama. Misalnya Said Ahmad Hasan mengelompokkan model evaluasi sebagai berikut:
1. Model Evaluasi kuantitatif, yang meliputi model Tyler, model teoritik taylor dan Maguire, model pendekatan system alkin, model countenance stake, model CIPP, model ekonomi mikro.
2. Model evaluasi kualitatif meliputi model study kasus, model iluminatif, dan model responsif.
Sedangkan Nana sudjana dan R, Ibrohim membagi model evaluasi menjadi empat bagian utama yaitu, “measurement, congruence, educational system, dan illumination”.[1] Dari beberapa model evaluasi yang telah disebutkan, beberapa diantaranya yaitu:

1.      Model Tyler
Nama model ini diambil dari nama pengembangnya yaitu tyler. Dalam buku Basic principles of curriculum and Instruction, tyler banyak mengemukakan ide dan gagasannya tentang evaluasi. Salah satu bab dari buku tersebut diberinya judul how can the effectiveness of learning experience be evaluated? Model ini dibangun atas dua dasar pemikiran. Pertama, evaluasi didasarkan pada  tingkah laku peserta didik. Kedua, evaluasi harus dilakukan pada awal tingkah laku awal peserta didik sebelum melakukan kegiatan pembelajaran dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran.
Dasar pemikiran yang kedua ini menunjukan bahwa evaluator harus dapat menentukan perubahan tingkah laku apa yang terjadi setelah peserta didik mengikuti pengalaman belajartertentu, dan menegaskan bahwa perubahan yang terjadi merupakan perubahan yang disebabkan oleh pembelajaran. Penggunakan model tyler memerlukan informasi perubahan tingkah laku terutama pada saat sebelum dan sesudah terjadinya pembelajaran. Istilah yang terkenal dikalangan guru adalah tes awal (pri- test) dan tes ahir (post- test). Model ini menyaratkan validitas informasi pada tes ahir.

2.      Model Berorientasi pada Tujuan
Dalam pembelajaran, kita mengenal adanya tujuan pembelelajaran umum dan tujuan khusus. Model evaluasi ini menggunakan kedua evaluasi tersebut sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan. Evaluasi diartikan sebagai proses pengukuran untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah dicapai. Model ini dianggap lebih praktis karena menentukan hasil yang diinginkan dengan rumusan yang dapat diukur. Tujuan modal ini adalah membantu guru merumuskan tujuan dengan menjelaskan hubungan antara tujuan dengan kegiatan.
Selain itu, model ini juga membantu guru menjelaskan rencana pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan proses pencapaian tujuan. Instrument ini digunakan bergantung pada tujuan yangingin diukur. Hasil evaluasi akan mengggambarkan tingkat keberhasilan tujuan program pembelajaran berdasarkan kriteria progam khusus. Kelebihan model ini terletak  pada hubungan antara tujuan dengan kegiatan dan menekankan pada peserta didik sebagai aspek penting dalam program pembelajaran. Kekurangannya adalah memungkinkan terjadinya proses evaluasi melebihi konsekuensi yang tidak diharapkan.

3.      Model Pengukuran
Model pengukuran (measurement model) banyak mengukakan pemikiran- pemikiran dari R. Thorndike dan R.L.Ebel. sesuai dengan namanya, model ini sangat menitik beratkan pada kegiatan pengukuran. Penguuran digunakan untuk menentukan kuantitas suatu sifat (atribute) tertentu yang dimiliki oleh objek, orang maupun pariwisata, dalam bentuk unit ukuran tertentu. Dalam bidang pendidikan model ini telah diterapkan untuk mengungkap perbedaan- perbedaan individual maupun kelompok dalam hal kemampuan, minat, dan sikap. Hasil evaluasi digunakan untuk keperluan  seleksi peserta didik, bimbingan, dan perencanaan pendidikan.
Objek evaluasi dalam model ini adalah tingkah laku peserta didik, mencangkup hasil belajar (kognitif), pembawaan, sikap, minat, bakat, dan juga aspek- aspek kepribadian peserta didik. Instrument yang digunakan pada umumnya adalah tes tertulis dalam bentuk tes objektif, yang cenderung dibakukan.

4.      Model Kesesuaian (Ralph W. Tyler, Jhon B. carrol, Les J. Cronbach)
Menurut model ini, evaluasi adalah suatu kegiatan untuk melihat kesesuaian antara tujuan dengan hasil belajar yang telah dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk menyempurnakan system bimbingan peserta didik dan untuk memberikan informasi kepada pihak– pihak yang memerlukan. Objek evaluasi adalah tingkah laku peserta didik, yaitu perubahan tingkah laku yang diinginkan pada akhir pendidikan, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Untuk itu, teknik evaluasi yang digunakan tidak hanya tes (tulisan, lisan, dan sperbuatan), tetapi juga non- tes (observasi, wawancara, skala, skala sikap, dan sebagainya).
Model evaluasi ini memerlukan informasi perubahan tingkah laku pada dua tahap, yaitu sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran. Adapun langkah- langkah yang harus ditempuh dalam model evaluasi ini adalah merumuskan tujuan tingkah laku (behavioural objectives), menentukan situasi dimana peserta didik dapat memperlihatkan tingkah laku yang akan dievaluasi, menyusun alat evaluasi, dan menggunakan hasil evaluasi.



5.      Educational System Evalu Ation Model
Menurut model ini evaluasi berarti membandingkan performance dari berbagai dimensi dengan sejumalah kreterion baik yang bersifat mutlak atau interen maupun relative atau ekstren. Model ini menekankan system sebagai suatu keseluruhan ini dan merupakan penggabungan dari beberapa model sehingga objek evaluasinya pun diambil dari beberapa model.

6.      Model alkin
Memilih beberapa alternative. Alkin mengemukakan ada 5 jenis evaluasi, yaitu:
a.       System assessment, yaitu untuk memberikan informasi tentang keadaan atau posisi dari suatu system.
b.      Program planning, yaitu untuk membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program.
c.       Program implementation, yaitu menyiapkan informasi apakah suatu program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat sebagaimana yang direncanakan.
d.      Program improvement, yaitu memberikan informasi tentang bagaimana suatu program dapat berfungsi, bekerja atau berjalan.
e.       Program certification, yaitu memberikan informasi tentang nilai atau manfaat suatu program.

7.      Illuminative Model
Model ini lebih menekankan pada evaluasi kealitatif- terbuka (open- ended). Objek evaluasi ini mencangkup latar belakang dan perkembangan system pembelajaran, proses pelaksanaan system pembelajaran.

8.      Model responsive
Metode ini menekankan pada pendekatan kualitatif- naturalistik. Evaluasi tidak diartikan sebagai pengukuran melainkan pemberian makna atau melukiskan sebuah realitasdari berbagai prespektif. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan , metode ini kurang percaya terhadap hal- hal yang bersifat kuantitatif. Instrument yang digunakan pada umumnya  mengandalkan observasi langsung maupun tidak langsung



C.    Pendekatan Evaluasi Pembelajaran
Pendekatan evaluasi merupakan sudut pandang seseorang dalam mempelajari evaluasi. Dilihat dari komponen pembelajaran, pendekatan evaluasi dapat dibagi menjadi:[2]
1.      Pendekatan Tradisional
Pedekatan ini berorientasi pada praktik yang ditujukan pada perkembangan aspek intelektual peserta didik. Aspek- aspek ketrampilan dan pengembangan sikap kurang mendapat perhatian yang serius. Dengan kata lain, peserta didk hanya dituntut untuk menguasai mata pelajaran. Kegiatan- kegiatan evaluasi juga lebih difokuskan pada komponen produk saja, ementara komponen proses cenderung diabaikan.
2.      Pendekatan sistem
Berbeda dengan pendekatan tradisional yang lhanya menyentuh komponen produk saja, pendekatan sistematis adalah pendekatan yang difokuskan pada komponen evaluasi yang meliputi komponen kebutuhan dan feasibility, komponen input, komponen proses, dan komponen produk. Komponen tersebut harus menjadi landasan pertimbangan dalam evaluasipembelajaran secara sistematis.
Selanjutnya pendekatan evaluasi yang dilihat dari penafsiran hasil evaluasi yaitu:
1.      Pendekatan Acuan Patokan (PAP)
Jika ingin menggunakan pendekatan ini, berarti guru harus membandingkan hasil yang diperoleh peserta didik dengan sebuah patokan atau kriteria yang secara absolute atau mutlak telah ditetapkan oleh guru. Pendekatan ini cocok digunakan dalam evaluasi formatif yang berfungsi untuk perbaikan proses pembelajaran. PAP dapat menggambarkan prestasi belajar peserta didik secara objektif apabila alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang standar.
2.      Penilaian Acuan Norma (PAN)
Salah satu perbedaan pap dan pap adalah penggunaan tolak ukur hasil/ skor sebagai pembanding. Pendekatann ini membandingkan skor setiap peserta didik dengan teman sekelasnya.

D. PENILAIAN dalam KURIKULUM 2013
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester yang diuraikan sebagai berikut.[3]
1.   Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input)prosessampai keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan.
2.    Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
3.    Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas dalam kurun waktu tertentu.
4.    Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
5.    Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu sub-tema. Ulangan harian terintegrasi dengan proses pembelajaran lebih untuk mengukur aspek pengetahuan, dalam bentuk tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
6.    Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.
7.    Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.

Selain penilaian di atas, ada beberapa jenis penilaian antara lain:
1.    Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan  kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
2.    Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.

Penilaian dilakukan secara holistik meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk setiap jenjang pendidikan, baik selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) maupun setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil belajar). Pada jenjang pendidikan dasar, proporsi pembinaan karakter lebih diutamakan dari pada proporsi pembinaan akademik.

Penilaian di SD/MI  dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu  sikap, pengetahuan, dan  keterampilan .  
1.    Sikap
a.    Contoh muatan KI-1 (sikap spiritual) antara lain:
1.    Ketaatan beribadah
2.    Berperilaku syukur
3.    Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
4.    Toleransi dalam beribadah

b.    Contoh muatan KI-2 (sikap sosial) antara lain:
1    Jujur
2    Disiplin
3    Tanggung jawab
4    Santun
5    Peduli
6    Percaya diri
7    Bisa ditambahkan lagi sikap-sikap yang lain sesuai kompetensi dalam pembelajaran, misal : kerja sama, ketelitian, ketekunan, dll..

Penilaian apek sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal.
a.    Observasi 
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran
b.    Penilaian Diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
c.    Penilaian Antarteman
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik  untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.

d.    Jurnal Catatan Guru
Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.
   
2.                  Pengetahuan
Aspek  Pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut:
a.    Tes tulis
Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, Benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
b.  Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan- pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral) sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut  secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun faragraf yang diucapkan.
c.   Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.
3.    Keterampilan
 Aspek  keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:


a.   Kinerja atau Performance 
adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan  keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari.  
Contoh penilaian tes performance  atau kinerja akan diberikan pada bab Implementasi pada bab selanjutnya.

b.     Projek
Penilaian Projek merupakan penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan  harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan.    Projek juga akan memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan siswa pada pembelajaran tertentu, kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan siswa untuk mengomunikasikan informasi. Penilaian projek sangat dianjurkan karena membantu mengembangkan ketrampilan berpikir tinggi  (berpikir kritis, pemecahan masalah, berpikir kreatif) peserta didik . misalnya membuat laporan pemanfaatan energy di dalam kehidupan, membuat laporan hasil pengamatan pertumbuhan tanaman.
c.      Portofolio 
Penilaian dengan memanfaatkan Portofolio merupakan penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan  keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses dan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran sehingga guru mengetahui sedini mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam menguasai kompetensi pada suatu tema.  Misalnya kompetensi pada tema “selalu berhemat energy”. Contoh kompetensi membuat laporan hasil percobaan.  Kemampuan membuat laporan hasil percobaan tentu tidak seketika dikuasai peserta didik, tetapi membutuhkan proses panjang, dimulai dari penulisan draf, perbaikan draf,  sampai laporan akhir yang siap disajikan. Selama proses ini diperlukan bimbingan guru melalui catatan-catatan tentang karya peserta didik sebagai masukan perbaikan lebih lanjut. Kumpulan karya anak sejak draf sampai laporan akhir berserta catatan catatan sebagai masukan guru inilah, yang menjadi potofolio.
Di samping memuat karya-karya anak beserta catatan guru, terkait kompetensi membuat laporan hasil percobaan tersebut di atas, portofolio juga bisa memuat catatan hasil penilaian diri dan teman sejawat tentang kompetensi yang sama serta sikap dan perilaku sehari hari peserta didik yang bersangkutan.
Agar penilaian portofolio berjalan efektif guru beserta peserta didik perlu menentuan hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio Sebagai berikut:
1)    masing-masing peserta didik memiliki porto folio sendiri yang di dalamnya memuat hasil belajar siswa setiap muatan pelajaran atau setiap kompetensi.
2)    menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulan/disimpan.
3)    sewaktu waktu peserta didik diharuskan membaca catatan guru yang berisi komentar, masukkan dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka memperbaiki  hasil kerja dan sikap.
4)    peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan guru.catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik perlu diberi tanggal, sehingga perkembangan kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat.

Pengolahan Penilaian Sikap
Penilaian sikap direkap oleh pendidik minimal dua kali dalam satu semester. Hasil penilaian sikap ini akan dibahas  dan dilaporkan dalam bentuk deskripsi nilai sikap peserta didik. Langkah-langkah untuk membuat deskripsi nilai sikap selama satu semester:
a. Guru kelas dan guru mata pelajaran mengelompokkan atau menandai catatancatatan sikap peserta didik yang dituliskan dalam jurnal, baik sikap spiritual maupun sikap sosial.
b. Guru kelas membuat rekapitulasi sikap dalam jangka waktu satu semester (jangka waktu bisa disesuaikan sesuai pertimbangan satuan pendidikan).
c. Guru kelas mengumpulkan catatan sikap berupa deskripsi singkat dari guru mata pelajaran (PJOK dan Agama) dan warga sekolah (guru ekstrakurikuler, petugas perpustakaan, petugas kebersihan dan penjaga sekolah).
d. Guru kelas menyimpulkan dan merumuskan deskripsi capaian sikap spiritual dan sosial setiap peserta didik.


Berikut rambu-rambu rumusan deskripsi nilai sikap selama satu semester:
a. Deskripsi sikap menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. Hindari frasa yang bermakna kontras, misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan dalam ... atau ... namun masih perlu bimbingan dalam hal ...
b. Deskripsi sikap menyebutkan perkembangan sikap peserta didik yang sangat baik,  baik,  cukup, atau perlu bimbingan.
c. Apabila peserta didik tidak memiliki catatan apapun dalam jurnal, sikap dan perilaku peserta didik tersebut diasumsikan baik.
d. Karena sikap dan perilaku dikembangkan selama satu semester, deskripsi nilai sikap peserta didik dirumuskan pada akhir semester. Oleh karena itu, guru mata pelajaran dan guru kelas harus memeriksa jurnal secara keseluruhan hingga akhir semester untuk menganalisis catatan yang menunjukkan perkembangan sikap dan perilaku peserta didik.
e. Penetapan deskripsi akhir sikap peserta didik dilakukan melalui rapat dewan guru pada akhir semester.

Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan 
Penilaian pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan secara terpisah maupun terpadu. Pada dasarnya, pada saat penilaian keterampilan dilakukan, secara langsung penilaian pengetahuan pun dapat dilakukan.
Penilaian pengetahuan dan keterampilan harus mengacu kepada pemetaan kompetensi dasar yang berasal dari KI-3 dan KI-4 pada periode tertentu

1) Penilaian Harian (PH)
Penilaian Harian dilakukan dalam bentuk tes tertulis, lisan, atau penugasan. Penilaian harian tertulis direncanakan berdasarkan pemetaan KD dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan minimal satu kali dalam satu tema untuk setiap KD muatan pelajaran. Hal itu memungkinkan penilaian harian dilakukan untuk KD satu muatan pelajaran atau gabungan KD-KD beberapa muatan pelajaran sesuai kebutuhan. Sebelum menyusun soalsoal tes tertulis, guru perlu membuat kisi-kisi soal. Apabila tes tertulis dilakukan untuk mencapai KD satu muatan pelajaran


2) Penilaian Tengah Semester (PTS)
Penilaian tengah semester dilaksanakan setelah menyelesaikan separuh dari jumlah tema dalam satu semester atau setelah 8-9 minggu belajar efektif.  PTS berbentuk tes tulis dan berfungsi untuk perbaikan pembelajaran selama setengah semester serta sebagai salah satu bahan pengolahan nilai rapor.
Soal atau instrumen PTS disusun berdasarkan muatan pelajaran sesuai dengan KD yang dirakit secara terintegrasi. Nilai pengetahuan yang diperoleh dari PTS (NPTS) merupakan nilai tengah semester dan penulisannya menggunakan angka pada rentang 0-100.

3) Penilaian Akhir Semester (PAS)
dan Penilaian Akhir Tahun (PAT) Penilaian akhir semester (PAS) dan penilaian akhir tahun (PAT) dilaksanakan setelah menyelesaikan seluruh tema dalam satu semester belajar efektif.  Penilaian akhir semester/tahun untuk aspek pengetahuan dilakukan dengan teknik tes tertulis yang berfungsi untuk mengukur pencapaian hasil pembelajaran selama satu semester serta sebagai salah satu bahan pengisian rapor.






















DAFTAR PUSTAKA
 Kunandar, Penilaian autentik (penilaian Hasil Belajar Peserta didi Berdasarkan kurikulum 2013) ,(Jakarta: Rajawali Pers,2013)
Nana Sudjana, dan R. Ibrohim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan. (Bandung: sinar Baru Algensindo, 2007)
 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2011)




[1] Nana Sudjana, dan R. Ibrohim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan. (Bandung: sinar Baru Algensindo, 2007), hlm. 234
[2] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2011), hlm. 85
[3] Kunandar, Penilaian autentik (penilaian Hasil Belajar Peserta didi Berdasarkan kurikulum 2013) ,(Jakarta: Rajawali Pers,2013), hlm. 82

Comments

Popular posts from this blog

PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH

Aliran filsafat pendidikan modern