kepemimpinan dalam memberdayakan masyarakat pengguna sekolah (stake-holder)
Kepemimpinan Dalam Memberdayakan Masyarakat Pengguna
Sekolah ( Stake Holder )
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian penting dari proses
pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara,
pendidikan juga merupakan investasi dalam membangun sumber daya manusia dimana
peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung upaya
manusia dalam mengurangi kehidupan yang penuh dengan ketidak pastian. Dalam
kerangka inilah pendidikan diperlukan dan dipasang sebagai kebutuhan dasar bagi
masyarakat yang ingin maju, demikian halnya bagi masyarakat Indonesia yang
memiliki wilayah yang sangat luas
Pendidikan yanag baik adalah pendidikan yang bisa
mencerdaskan kehidupan masyarakat sehiingga tidak ada masyarakat yang menjadi buta
aksara, hendaknya sekolah-sekolah juga melibatkan masyarakat karena pada
hakikatnya hubungan sekolah dengan masyarakat adalah merupakan suatu sarana
yang sangat dalam membinan dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik
di sekolah. Dalam hal ini sekolah sebagai sistem sosial, merupakan bagian
integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat. Sekolah dan
masyarakat memiliki hubungan yang sangata eratdalam mencapai tujuan sekolah
atau pendidikan secara efektif dan efisien
Sebaliknya sekolah juga harus menunjang pencapaian
tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan pendidikan.
Oleh karena itu sekolah berkewajiban untuk memeberikan penerangan tentang
tujuan-tujuan, program-program, kebutuhan, serta keadaan masyarakat. Sebaliknya
sekolah juga harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntutan
masyarakat terutama terhadap sekolah, dengan perkataan lain antara sekolah dan
masyarakat harus dibina suatu hubungan yang harmonis.
B. Rumusan
Masalah
1. urgensi
dari memberdayakan masyarakat pengguna sekolah ?
2. Tujuan
dari hubungan sekolah dan masyarakat?
PEMBAHASAN
Secara etimologi, kepemimpinan berasal dari kata dasar
pemimpin. Dalam bahasa inggris, leadership
yang berarti kepemimpinan, dari kata dasar leader berarti pemimpin dan akart
katanya to lead yng terkandung berarti arti yang sling erat berhubungan adalah
bergerak lebih awal, berjalan di awal, mengambil langkah awal, berbuat paling
dulu, memelopori, mengasahkan mengarahkan pikiran pendapat orang lain,
membimbing, menuntut dan menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya. [1] Kepemimpinan adalah
suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan sehingga kemampuan pemimpin
secara efektif merupakan kunci keberhasilan organisasi. Maka, esensi
kepemimpinan adalah kepengikutan kemauan orang lain untuk mengikuti keinginan
pemimpin.[2] Sudarwan Danim sendiri mendefinisikan
kepemimpinan adalahsetiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok
untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang
tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dari berbagai
pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan
seseorang dalam untuk mempengaruhi orang lain agar orang tersebut mau
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan yang baik
ialah pemimpin yang bisa memberdayakna masyarakt pengguna sekolah atau steak
holder.
Kepala
sekolah yang baik merupakan salah satu kunci untuk bisa menciptakan menciptakan
hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat secara efektif karena harus
menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan
apa yang difikirkan orang tua tentnang sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk
senantiasa membina dan meningkatkan hubungan kerja sama baik antara sekolah dan
masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien. [3]Dari
pemaparan di atas kiranya kita perlu mengetahui beberapa hal berikut yang
berkenaan dengan kepemimpinan kepala sekolah dalam memberdayakan masyarakat
pengguna sekolah (steak holder)
A.
Pentingnya
Memberdayakan Masyarakat
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah sesuai
dengan paradigma baru manajemen pendidikan disarankan perlunya memberdayakan
masyarakat dan lingkungan sekolaha secara optimal. Karena sekolaha memerlukan
masukan dari masyarakat dalam menysusn program yang relevan, sekaligus
memerlukan dukungan masyarakat dalam, melaksanakan program tersebut. Disisi
lain mayarakat memerlukan jasa sekolah untuk mendapatkan program-program
pendidikan sesuai dengan yang diinginkan. Jalinan semacam itu dapat terjadi,
jika kepala sekolah aktif dan dapat membangun hubungan yang saling
menguntungkan, Sebenarnya di sekolah sudah ada petuhas khusus untuk membina
hubungan dengan masyarakat, yaitu wakil kepala sekolah urusan humas. Dengan
demikian yang penting dalah bagaimana mengoptimalkan peran fungsi petugas
tersebut.[4]
Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya
merupakan suatu sarana yng sangat berperan dalam membina dan mengembangkan
pertumbuhan pribadi peserta diidk di sekolah. Dalam hal ini, sekolah sebagai
sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar,
yaitu masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangaat erat
dalam mencapai tjuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien.
Sebaliknya sekolah juga harus menunjang pencapaian tujuan atau pemenuhan
kebutuhan terhadap masyarakat, khususnya kebutuhan pendidikan. Oleh karena itu
sekolah berkewajiban untuk memberi penerangan tentang tujuan-tujuan, program-program,
kebutuhan, serta keadaan masyarakat. Sebaliknya sekolaha juga harus mengetahui
dengan jelas apa kebutuhan, harapan, dan tuntutan masyarakat, terutama terhadap
masyarakat. Dengan perkataan lain antara sekolah dan masyarakat harus di bina
suatu hubungan yang harmonis.[5]
Memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar ini
semakin dirasakan penting pada masayarakat yang telah menyadari dan memahami
pentingnya pendidikan. Namun tidak berati pada masyarakat yang masih kurang
menyadari pentingnya pendidikan, hubungan kerjasama ini tida perlu dibina dan
dikembangkan.Masyarakat perlu mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas
tentang sekolah yang bersangkutan, gambaran dan kondisis sekolah ini dapat
diinformasikan kepada masyarakat melalui laporan kepada orang tua murid,
penerbitan surat kabar, buletin bulanan, pameran sekolah, open house, kunjungan
ke sekolah, kunjungan ke rumah murid, penjelasan oleh tenaga kependidikan
sekolah, radio dan televisis serta laporan taunan.[6]
Dalam memberdayakan msyarakat dan lingkungan sekitar
sekolah, kepala sekolah dan guru merupakan kunci keberhasilan, yang harus
menaruh perhatian kepada apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa
yang dipikirkan orang tua dan masyarakat tentang sekolah. Kepala sekolaha dituntut
untuk membina hubungan dengan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif.
Hubungan yang harmonis ini akan membentuk:1. Saling pengertian antara sekolah,
orang tua, masyarakat, dan lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat,
termasuk dunia kerja. 2. Saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena
mengetahui manfaat arti dan pentingnya peranan masing-masing.3. kerja sama yang
erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada dimasyarakat dan mereka
merasa bangga dan ikut bertanggung jawab atas kesuksesan di sekolah.[7]
Dengan memberdayakan masyarakat dan lingkungan
sekitar sekolah diharapkan tercapai tujuan hubungan sekolah dengan nasyarakat
yaitu meningkatkan kinerja sekolah dan terlaksananya proses pendidikan di
sekolah secara produktif, efektif dan efisien. Sehingga menghasilkan lulusan
yang produktif dan berkualitas.
B. Menggalang
partisipasi orang tua
Menurut Ach. Wazir Ws, partisipasi bisa diartikan
sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam
situasi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi bila ia
menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi
dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan
tanggungjawab bersama.[8]
Partisipasi masyarakat menurut Isbandi adalah
keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi
yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif
solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan
keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.[9]
Mikkelsen membagi partisipasi menjadi enam
pengertian, diantaranya partisipasi adalah
kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam
pengambilan keputusan, membuat peka pihak masyarakat untuk meningkatkan kemauan
menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek proyek pembangunan, dan keterlibatan
masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan lingkungan mereka.[10]
Berdasarkan berbagai teori partisipasi di atas maka
penulis menyimpulkan bahwa partisipasi merupakan keterlibatan orang tua secara
nyata dalam suatu kegiatan baik berupa gagasan, kritik membangun, saran,
dukungan dalam pelaksanaan pendidikan.
Dalam pengembangan pendidikan partisipasi orang tua
sangatlah diperlukan karena sekolah merupakan partner orang tua dalam
mengantarkan cita-cita dan membentuk pribadi peserta didik.[11]
Mengingat
bahwa salah satu kunci sukses menggalang partisipasi orang tua adalah menjalin
hubungan yang harmonis maka perlu diprogramkan beberapa hal berikut:[12]
1. Melibatkan
orang tua secara proporsional dan profesional dalam mengembnagkan perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi program sekolah. Misalnya dalam mengembangkan program
unggulan sekolah, dan life skill
2. Menjalin
komunikasi secara intensif, secara proaktif, sekolah menghubungi orang tua peserta
didik dengan cara sebagai berikut:
a. Mengucapkan
selamat datang dan bergabung dengan sekolah dan dewan pendidikan serta komitee
sekolah bagi orang tua peserta didik baru
b. Mengadakan
rapat secara rutin dengan orang tua, sehingga rapat dapat efektif dan orang tua
dapat saling kenal
c. Mengirimkan
berita tetang sekolah secara periodik, sehingga orang tua mengetahui program,
dan perkembangan sekolah.
d. Membagikan
daftar tenaga kependidikan secara lengkap termasuk alamat, no telepon, tugas
pokok sehingga orang tua dapat berhubungansecara tepat waktu dan tepat sasaran
e. Mengundang
orang tua dalam rangka mengembangkan kreatifitas dan prestasi peserta didik
f. Megadakan
kunjungan rumah untuk memecahkan masalah dan mengembangkan pribadi peserta
didik.
g. Mengadakan
pembagian tugas dan tanggung jawab anatar sekolah dan orang tua dalam pembinaan
pribadi peserta didik
C.
Menggalang
Partisipasi Masyarakat
Dalam
rangka desentralisasi dan demokrasi pendidikan, partisipasi masyarakat sanagt
diperluakan, masyarakat harus menjadi partner sekolah dalam melaksanakan
pendidikan dan pembelajaran, karena kerja sama diantara keduanya sangat penting
dalam membentuk pribadi peserta didik. Dalam suasana yang demikian, sekolah
memiliki dua fungsi utama, yaitu sengai partner masyarakat, dan sebagai
penghasil tenaga kerja terdidik. Sebagai partner masyarakat sekolah akan
dipengaruhi oleh corak pengalamn seseorang di lingkungan masyarakat, bahan
bacaan, tontonan, dan kondisi sosial ekonomi. Sekolah juga harus bertanggung
jawab, terhadap perubahan masyarakat, yang dapat dilakukan melalui fungsi
layanan bimbingan, dan farum komunikasi antara sekolah dan masyarakat. [13]
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan oleh kepala
sekolah dan tenaga kependidikanuntuk menggalang partisipasi masyarakat yaitu:[14]
1. Melibatkan
masayarakat dalam berbagai program dan kegiatan di sekolah, yang bersifat
sosial kemasyarakatan, seperti bakti sosial, perpisahan, peringatan hari besar
nasional, keagamaan, dan pentas seni. Pelibatan masyarakat disesuaikan dengan
hobi, kemampuan, dan pekerjaan mereka dengan program dan kegiatan yang akan
dilakukan di sekolah
2. Mengidentifikasi
tokoh masyarakat, yaitu orang-orang yang mampu mempengaruhi masyarakat pada
umumnya, tokoh tersebut yang pertama kali harus dihubungi diajak kompromi,
konsultasi, dan diminta bantuan untuk menarik masyarakat, berpartisipasi dalam
program dan kegiatan sekolah. Tokoh tersebut mungkin berasal dari orang tua
siswa, figur masyarakat (KIAI), olahrgawan, seniman, psikolog, dokter,dan
pengusaha
3. Melibatkan
tokoh masyarakat tersebut dalam berbagai program dan kegiatan sekolah yang
sesuai dengan minatnya. Misalnya olahragawan dapat dilibatkan dalam pembinaan
olah raga disekolah, dokter dapat dilibatkan dalam UKS atau PMR dan lain
sebgainya
4. Memilih
waktu yang tepat untuk melibatkan masyarakat sesuai dengan kondisi dan
perkembangan masyarakat. Misalnya awal pelibatan olaharagawan dikaitkan dengan
PORDA, ketika minat masyarakat terhadap olah raga sedang meningkat, awal
pelibatan dokter dimulai pada hari kesehatan nasional atau pada saat kegiatan
imunisasi di sekolah.
“Tak kenal maka tak sayang” itulah pepatah
yang harus dijadikan dorongan bagi sekolah untuk memperkenalkan program dan
kegiatan kepada masyarakat. Program dan kegiatan yang dikembangkan harus
menguntungkan kedua belah pihak, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat,
secara langsung jika membantu program sekolah. Untuk kepentingan tersebut dan
dalam rangka menggalang partisipasi masyarakat, Depdiknas (2000) mengemukakan
bahwa sekolah dapat:[15]
1.
Melaksanakan
program-program kemasyarakatan, misalnya kebersihan lingkungan, dan membantu
lalulintas disekitar sekolah. Program sederhana seperti itu, secara perlahan
pasti akan menumbuhkan simpati masyarakat.
2.
Mengadakan open
house yang memberi kesempatan masyarakat luas untuk mengetahui program dan
kegiatan sekolah. Tentu saja dalam kesempatan semacam itu sekolah perlu
menonjolkan program-program yang menarik minat masyarakat
3.
Mengadakan
buletin sekolah, majalah atau lembar informasi yang secara berkala memuat
kegiatan dan program sekolah, untuk diinformasikan pada msyarakat
4.
Mengudang tokoh
untuk menjadi pembicara atau pembina suatu program sekolah. Mislanya mengundang
dokter yang tinggal disekitar sekolah atau orang tua murid untuk menjadi
pembicara atau pembina program kesehatan
5.
Membuat program
kerja sama sekolah dengan masyarakat, misalnya dalam pernyataan hari nasional
dan keagamaan
Dalam
menyususn dan melaksanakan program tersebut, tokoh masyarakat harus sudah
dilibatkan, sehingga dapat berperan mempromosikan kepada masrakat luas. Secara
lebih operasional, kepala sekolah dapat menggalang partisipasi masyarakat
masyarakat melalui dewan sekolah, rapat bersama, kosultasi, radio dan televisi,
surat dan telepon, pameran sekolah, serta ceramah.[16]
D. Tujuan
Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Mengenai tujuan hubungan sekolah
dan masyarakat, ditinjau dari sudut kepentingan sekolah dan kepentingan
masyarakat itu sendiri. Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan
penyelenggaraan hubungan sekolah dan masyarakat bertujuan untuk:[17]
1.
Memelihara
kelangsungan hidup sekolah
2.
Meningatkan mutu
pendidikan di sekolah yang bersangkutan
3.
Memperlancar
proses belajar mengajar
4.
Memperoleh
dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan
pelaksanaan program sekolah.
Sedangkan jika ditinjau dari
kebutuhan masyarakat itu sendiri, tujuan hubungannya dengan sekolah adalah:
1.
Memajukan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang mental spiritual
2.
Memperoleh
bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat
3.
Menjamin
relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat
4.
Memperoleh
kembali anggota-anggota masyarakat yang makin meningkat kemampuannya
Secara
lebih kongkrit lagi tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah dan masyarakat
adalah:
1.
Mengenalkan
pentingnya sekolah bagi masyarakat
2.
Mendapatkan
dukungan dan bantuan moril atau pun materil yang diperlukan bagi pengembangan
sekolah
3.
Memberikan
informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan program sekolah
4.
Memperkaya atau
memperluas program sekolah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat
5.
Mengembangakan
kerja sama ynag lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak
PENUTUP
Kesimpulan
Didunia pendidikan memberdayakan masyarakat pengguna
sekolah atau steak holder dianggap sangat penting untuk keberlangsungan
pendidikan, halam hal ini sekolah bisa memberdayakan masyarakat sekitar sekolah
dengan cara melibatkan masyarat dalam program-program sekolah. Kepala sekolah
juga harus mampu untuk menggalang partisipasi orang tua,yaitu dengan cara
mengajak orang tua untuk duduk bersma membicarakan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pembelajaran, karena sekolah merupakan partner orang tua dalam mengantarkan
citata cita dan membentuk pribadi peserta diddik. Dan yang terakir yang harus
dilakukanoleh kepala sekolah adalah menarik simpati masyarakat, mengacu pada
adanya keikut sertaan masyarakat dalam suatu kegiatan. Partisipasi itu bisa
berupa gagasan, kritik membangun, dukungan dan pelaksanaan pendidikan.
Adapun tujuan secara umum dari hubungan sekolah dan
masyarakat adalah untuk mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan anak-anak,
untuk mempertinggi tujuan-tujuan dan mutu kehidupan masyarakat, untuk
mengembangkan pengertian, antusiasme masyarakat dalam membangun pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah
DAFTAR PUSTAKA
Harjana, Mangun. 2004. Kepemimpinan, Yogjakarta: Kanisius.
Mulyasa. 2004. Menjadi
Keapala Sekolah Profesional. Bandung: Rosdakarya.
Mulyasa. 2007. Manajemen
Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwanto,
Ngalim. 1995. Administrasi dan Supervisi
Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Wahjosumidjo.2008
Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Comments
Post a Comment